
Jakarta, BNP2TKI (25/6) - Baru 1 (satu) bulan Relawan Kemanusiaan untuk Buruh Migran (Rekanbumi) mendeklarasikan keberadaanya, pekerjaan menangani TKI bermasalah menumpuk sudah. Salah satunya adalah 2 (dua) calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi yang dijanjikan akan berangkat bekerja ke Korea bulan Mei lalu, nyatanya malah tertipu masing-masing Rp 25 juta.
"Kami akan kawal penipuan kedua TKI ini secara tuntas,” tegas Koordinator Advokasi Rekanbumi, Benhard Nababan, ketika menyampaikan 2 kasus penipuan TKI yang tengah ditanganinya kepada Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, di Jakarta, Jum’at (25/6).
Benhard mengungkapkan, modus penipuan kedua TKI tersebut dilakukan oleh orang-perorangan. Kedua TKI itu, Iswahyudi menetap di Dusun Kedungdandang Desa Tapanrejo Rt 004/04 Kec Muncar, Kabupaten Banyuwangi dan Didik Nurhadi asal Dusun Krajan Desa Kedunggebang Rt. 003/004 Kecamatan Tegaldimo, Banyuwangi. Sebelumnya kedua TKI tersebut gagal mendapatkan nilai yang dibutuhkan untuk bisa lolos tes bahasa Korea dikenal dengan tes KLPT (Korean Proficiency Language Test) beberapa waktu lalu.
Namun melalui Ismiyati dan Dewi, yang menggunakan alamat rumah kontrakan di Cipayung, Jakarta Timur, keduanya dijanjikan akan berangkat ke Korea pada 18 Mei asal masing-masing bersedia membayar Rp 25 juta. Kedua calon TKI itu, Iswahyudi dan Didik, telah membayar lunas permintaan uang yang diajukan Ismiyati dan Dewi setelah dicicil 4 (empat) kali.
Kepada Kepala BNP2TKI, Benhard mengatakan kasus ini sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian Cipayung pada 20 Mei 2010 dengan status perkara Penipuan dengan Pemberatan. Hingga kini perkara tersebut masih ditangani Polsek Cipayung meski polisi sudah pernah memanggil suami Ismiyati, dan berjanji pada 31 Mei akan mengembalikan semua uang kedua korbannya setelah mobil miliknya terjual, ternyata uang kedua TKI itu masih belum jelas.
“Kami hanya ingin agar uang TKI sebesar Rp 50 juta itu dikembalikan kepada kedua TKI,” tegas Benhard seraya mengatakan salah satu penipu, Ismiyati, suaminya bertugas aktif di TNI berinisial “J.”
Menangapi masalah tersebut, Kepala BNP2TKI segera memanggil staf keamanan BNP2TKI, Khaerul untuk menindaklanjuti kasus ini. Diakuinya, kasus ini merupakan bukti masih kurangnya sosialiasi pemerintah sehingga banyak calo yang menipu TKI. “Saya ingin Anda (petugas BNP2TKI) mengawal kasus ini sampai tuntas,” ucap Jumhur kepada Khaerul.
Rekanbumi dengan mottonya "tanggap, mengabdi untuk buruh migran Indonesia " ingin menjadi wadah bersama bagi segenap elemen masyarakat yang peduli atas nasib buruh migran. Mereka akan membantu memperjuangkan sekaligus berpartisipasi aktif dalam dinamika buruh migran di Indonesia. (zul).
Sumber: http://www.bnp2tki.go.id/content/view/2609/231/